Sesekali mencuri pandang melirik kearahku, sesekali juga kuarahkan pandangan kearahnya sehingga seketika dia berpura-pura memandang kearah jalan yang merayap malam tapi masih ramai, jaraknya sekitar 3 meter disamping kananku, lelaki ceking agak tua, duduk diatas bangku tidak terlalu panjang tempat jualan nasi uduk yang sudah tutup. Celananya pendek coklat tua dengan kemeja lusuh biru lengan pendek, hanya diam menerawang tak tentu arah, seakan gelisah lelah menatap hidup.
Kualihkan diamku ke tukang tambal ban yang sedang asyik menggosok ban dalam roda depan motorku, bekas tambalan yang akan ditambal lagi. Cuma satu jawabnya, ya cuma satu lubangnya, hanya Cuma satu lubang tapi berhasil menyiksaku malam ini. Apes bener hari ini pikirku, tegangnya hari ini di kantor yang memaksaku pulang terlalu malam ditambah dengan kempesnya ban depan motorku, seakan menutup daftar kesulitanku hari ini.
Sekilas teringat lelaki tua ceking tadi, sekejap kutolehkan ke samping kanan, posisinya sudah meringkuk diatas bangku itu, sesekali geraknya mencari posisi yang pas untuk tidur.
Ya Allah, Alhamdulillah telah kauberikan nikmat yang luar biasa kepada hambamu yang tidak pandai bersyukur ini, yang seringkali mengeluh menyalahkan keadaaan. Alhamdulillah telah kau ingatkan hambamu ini melalui lelaki tua ceking itu agar selalu mensyukuri apa yang ada. Kesulitan hari ini jadi tidak berarti.
Tambal Ban Bersama Jaya Kb Nanas Tgr, 10.05.2010 21:40
Selasa, 11 Mei 2010
syukur
Label:
Religi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar