Rabu, 30 Juli 2008

Sikap Anti Debat Kusir

Debat tanpa disertai argumentasi dan dasar yg jelas adalah Debat Kusir, debatnya para kusir andong yg asal bicara saja, ...dan akan makin menjadi-jadi tak karuan bahasanya apabila salah satunya ada yg terpojok, sehingga arah debatnya sudah keluar dari relnya, tersesat entah kemana...
Anehnya...meski tersesat, masing2 merasa tidak tersesat, tetap jalan terus dengan segala opininya yg aneh bin ajaib, mengada-ada, tdk berbobot, sok tau, sok paling berkuasa, sok ngerti urusan dunia akherat juga urusan alam nyata dan alam gaib juga alam mayapada kali , sok berfilsafat bak pujangga, sok paling bisa memegang amanah, dan sok punya kenalan orang2 hebat dan sok punya pengalaman2 yg tidak mungkin orang lain mengalaminya, pokoknya serba sok_lah...padahal kebanyakannya adalah mengarang dan membual...ih katro yah...hehehehe....

Sy sering bertemu dengan orang2 yg punya ciri2 suka dengan berdebat secara kusir ini, bahkan sering juga sengaja diseret dalam suatu arus perdebatan yg secara perkusiran ini juga, tapi seringnya tidak saya tanggapin, dan bila merasa gak enak, terpaksa sy tanggapin juga, tetapi arah pembicaraannya sengaja sy belok2an ke arah yg lucu2 dgn sedikit dibumbui parno...hahahaha, agar debat kusir ini tidak semakin melebar dan serius, bisa repot kalo debatnya sudah serius, karena arah2nya pasti ada yg tersinggung merasa tersakiti, dosa tau....

Saya pernah membaca suatu sikap yg terhormat dan cerdas dari seseorang yg sy kagumi sosoknya, yaitu Yusril Ihza Mahendra, kisahnya berawal dari diskusi ilmiah di blog pribadi beliau, yg kemudian karena seseorang yg mengajak debat tersebut "kalah ilmu" dan tidak mau kehilangan muka dan tidak mau mengakui kebenarannya dan mungkin juga tidak suka dengan kesuksesan beliau atau mungkin juga memang seseorang tsb benar2 dangkal ilmunya bin goblok, sehingga seseorang tsb menyerang beliau dengan kata2 yg menyentuh kehidupan pribadi beliau dan bernada merendahkan, sehingga beliau mengeluarkan statement sbb : (sy kutip dari blog YIM)

"Kalau Anda tidak setuju tidak apa-apa. Saya menghormati perbedaan pendapat. Apa yang anda ketahui tentang kehidupan pribadi saya hanyalah sisi luarnya saja."

"Sisi bathin dan apa yang sesungguhnya terjadi, hanya Tuhan dan sayalah yang tahu."

"Tentang penilaian anda kepada saya, saya serahkan sepenuhnya kepada Anda, walau saya tidak sependapat dengan apa yang anda kemukakan. Namun kalau boleh saya menyarankan, alangkah baiknya jika segala sesuatu yang menyangkut diri seseorang, diklarifikasikan lebih dulu, agar anda tidak melakukan kezaliman terhadap seseorang."

"Bahwa anda tetap dengan pendapat seperti itu, saya menyerahkan segala sesuatunya kepada hati-nurani anda sendiri. Saya hanya berharap, Anda masih memiliki hati nurani. Kami berusaha mengerjakan apa yang kami anggap paling mampu dan paling mungkin kami kerjakan "

"Saya berharap pula, meski mungkin anda terlalu banyak berpikir,
namun tetaplah anda menjadi orang yang berbudi…(YIM) "

Tidak ada komentar: